SOAL LATIHAN KURIKULUM 2013
TEMA 5 WIRAUSAHA
SUB TEMA 2 USAHA DI SEKITARKU
Teks
untuk soal nomor 1 – 4!
Kasongan merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional yang
berada di wilayah Yogyakarta. Pada masyarakat umum, Kasongan dikenal dengan
nama gerabah, namun penyebutan kerajinan ini menjadi Kasongan sangat terkait
dengan wilayah yang mengembangkan kerajinan ini menjadi sebuah komoditas.
Gerabah yang terkenal umum dalam masyarakat kemudian berubah nama menjadi
kasongan seiring dengan aktivitas masyarakat
Kasongan yang aktif mengembangkan kerajinan ini di wilayah
Yogyakarta. Keaktifan masyarakat Kasongan dalam memproduksi dan menjual gerabah
membuat Desa Kasongan menjadi daya tarik pariwisata Yogyakarta dengan mengusung
kerajinan gerabah sebagai komoditasnya. Memasuki Desa Kasongan kita akan
disuguhkan dengan sederet rumah yang dijadikan pusat penjualan gerabah.
Gerabah-gerabah yang dijual berupa perkakas alat rumah tangga hingga aksesoris
genting-genting untuk rumah joglo. Masyarakat memproduksi sendiri gerabah yang
kemudian dijual atau didistribusikan ke wilayah-wilayah Yogyakarta dan
sekitarnya. Hal inilah yang mendatangkan banyak sekali orang untuk membeli
ataupun hanya melihat Desa yang sudah terkenal hingga keluar wilayah
Yogyakarta.
Setiap rumah dalam Desa Kasongan turut memiliki peran aktif dalam
memproduksi Gerabah. Rumah-rumah penduduk berubah fungsi sesuai dengan
kegunaannya seperti, halaman rumah yang difungsikan sebagai toko atau galeri
untuk memamerkan atau menjual gerabah yangmereka buat. Pada belakang rumah
dibuat dapur-dapur gerabah yang memproduksi secara langsung gerabah-gebarah
tersebut. Masyarakat sekitar mempercayakan bahwa pembuatan gerabah ini telah
dilakukan sejak zaman nenek moyang meraka dahulu. Walaupun mereka tidak
mengetahui secara pasti kapan gerabah kasongan ini pertama kali
diproduksi, namun mereka mempercayai bahwa gerabah Kasongan merupakan keahlian
masyarakat asli Kasongan yang diturunkan secara turun temurun kepada mereka
untuk dapat melangsungkan kehidupan dalam memperoleh penghasilan.
Salah satu pengrajin dan penjual Kasongan yang bernama Bapak
Meraja (24 tahun) mengatakan bahwa beliau merupakan generasi ketiga dalam
keluarga yang mengembangkan gerabah Kasongan. Bapak Meraja mengatakan bahwa di
zaman dahulu wilayah Kasongan memiliki bahan baku untuk pembuatan Gerabah yaitu
tanah liat yang berlimpah. Tanah-tanah yang berlimpah tersebut kemudian
difungsikan untuk pembuatan gerabah. Awal pembuatan gerabah di Desa Kasongan
hanya diperuntukkan untuk pembuatan perkakas rumah tangga.
Mereka membuat sendiri untuk kebutuhan masing-masing yang kemudian
dijual keluar desa. Permintaan yang tinggi untuk perkakas rumah tangga dari
gerabah ternyata membuat sebagian besar penduduk Kasongan memanfaatkan keahlian
mereka dalam membuat gerabah. Gerabah yang semula dibuat untuk kebutuhan
pribadi menjadi daya tarik ekonomi dalam mencari penghasilan. Masing-masing
kepala keluarga pun pada akhirnya berbondong-bondong memproduksi gerabah untuk
dijual kembali. Hal inilah yang lantas membuat bahan baku
pembuatan gerabah – tanah liat – menjadi berkurang jumlahnya.
Tanah liat yang biasa mudah didapat pada sekitar rumah kini harus dicari
disekitar wilayah pegunungan. Hal ini terus berlanjut hingga pada akhirnya di
hari ini masyarakat Kasongan harus membeli tanah liat sebagai bahan dasar
pembuatan Gerabah karena tanah liat yang sudah terbatas jumlah
maupunkualitasnya.
Proses pembutan gerabah tidaklah semudah yang dibayangkan. Membuat
satu buah gerabah bisa memakan waktu tiga hingga empat hari. Lamanya pembuatan
gerabah sangat ditentukan oleh keadaan cuaca di sekitar. Bila matahari sedang
bersinar terik di sekitar Kasongan maka pembuatan gerabah bisa lebih cepat bila
dibandingkan dengan cuaca bila sedang hujan. Pembuatan gerabah dilakukan
pertama kali dengan memilih tanah liat yang dicampur dengan pasir. Mereka tidak
lagi memilih dan mencari tanah liat terbaik, namun mereka mendapatkannya
dengan membeli tanah liat di daerah Mangunan, Imogiri ataupun
Kulon Progo. Satu truk colt tanah liat dihargai dengan harga tiga ratus hingga
lima ratus ribu rupiah. Tanah liat yang sudah bercampur dengan pasir kemudian
ditambahkan dengan air lalu diaduk hingga berbentuk padat. Setelah benar-benar
padat, campuran tanah liat itu kemudian dicetak atau dibentuk sesuai dengan
keinginan.
Pada sebuah aksesoris rumah joglo membentuk gerabah dilakukan
dengan mencetakan tanah liat tersebut dalam sebuah cetakan. Cetakan dibuat satu
persatu lalu disambung ketika sudah menjadi lebih kering. Setelah dicetak,
tanah liat tersebut lalu dijemur hingga kering. Menjemur dapat dilakukan hingga
berhari-hari tergantung dengan keadaan cuaca. Bila matahari bersinar dengan
terik, maka penjemuran dapat dilakukan satu sampai dua hari, namun sebaliknya,
bila musim hujan tiba maka proses penjemuran bisa dilakukan hingga empat hari.
Setelah penjemuran proses berikutnya adalah pembakaran. Sebelum
dibakar tanah liat ini di oleskan oleh minyak tanah atau solar agar warnanya
menjadi mengkilat sebelum dibakar pada suhu 150°C. Proses pembakaran dilakukan
pada waktu tiga hingga sembilan jam. Perubahan warna menjadi lebih cokelat
menandakan bahwa tanah liat tersebut telah berubah menjadi gerabah yang
kemudian siap untuk diangkat dan didinginkan pada suhu normal. Dengan di
angin-anginkan pada suhu normal, maka pembuatan gerabah sudah mencapai akhir.
Bila ingin menambah warna pada gerabah tersebut, maka dapat dipoleskan cat
sesuai dengan warna yang diinginkan.
Pembuatan gerabah yang memakan waktu berhari-hari ternyata dijual
dengan harga yang sangat murah, misalnya saja aksesoris rumah joglo yang besar
hanya dihargai dua belas ribu rupiah, teko-teko dihargai lima belas ribu rupiah
saja. Ketika kami tanyakan mengapa harga gerabah yang dibuat berhari-hari
sangat murah maka penjual gerabah hanya mengatakan bahwa bila terlalu mahal
mereka khawatir gerabah yang telah mereka buat tidak laku di pasaran. Biasanya
setelah gerabah selesai diproduksi tengkulak-tengkulak dari luar Desa Kasongan
memborong hasil produksi mereka dengan harga yang mereka sepakati.
Tengkulak biasanya memborong gerabah yang telah selesai diproduksi. Salah satu
pembuat gerabah menyatakan bahwa keterbatasan alat terutama cetakan membuat
proses pembuatan gerabah menjadi lambat. Seorang pengrajin mengatakan bahwa ia
berharap agar bisa memiliki cetakan yang lebih baik agar bisa lebih produktif
dalam menghasilkan gerabah setiap harinya.
1. Mengapa Desa
Kasongan terkenal sebagai penghasil kerajinan gerabah?
2. Apakah produk yang
dihasilkan mempunyai pengaruh dalam budaya?jelaskan!
3. Bagaimana hubungan
antar masyarakat dalam bidang ekonomi dengan adanya industry gerabah tersebut!
4.
Artikan kata-kata berikut!
a. Gerabah
b. Perkakas
c. Proses
d. Keahlian
5. Jelaskan apa yang
dimaksud konduktor panas!
6. Sebutkan benda-benda
yang termasuk konduktor panas!
7. Jelaskan apa yang
dimaksud isolator panas!
8. Sebutkan benda-benda
yang termasuk isolator panas!
9. Jelaskan apa yang
dimaksud perpindahan panas secara konduksi!
10. Sebutkan 2
peristiwa yang termasuk perpindahan panas secara konduksi!
11. Jelaskan apa yang
dimaksud perpindahan panas secara konveksi!
12. Sebutkan 2
peristiwa yang termasuk perpindahan panas secara konveksi!
13. Jelaskan apa yang
dimaksud perpindahan panas secara radiasi!
14. Sebutkan 2
peristiwa yang termasuk perpindahan panas secara radiasi!
15. Perhatikan gambar!

Hitunglah volume gabungan bangun ruang di
atas!
16.
Perhatikan gambar!

Hitunglah volume gabungan bangun ruang di
atas!
17. Arwin membuat
kerangka prisma segitiga dari kawat sebanyak mungkin dengan ukuran alas 25 cm,
20 cm, dan
10 cm. jika tinggi prisma 15 cm, panjang
kawat yang diperlukan adalah….cm.
18. Atap sebuah rumah
berbentuk limas egiempat dengan panjang alas persegi dengan panjang sisinya 16
cm dan
tingginya 6 m. jika biaya untuk mengecat
atap tersebut Rp. 100.000/m2. Maka biaya yang dikeluarkan untuk
mengecat seluruh atap adalah ….
19. Jelaskan manusia
sebagai makhluk ekonomi dan sosial!
20. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan kerjasama!
21. Sebutkan manfaat
dari kerjasama!
22. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan interkasi ekonomi!
23. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan interaksi sosial!
24. Apa tujuan utama
adanya kemasan produk?
25. Apa tujuan
menciptakan kemasan dalam berbagai ukuran?
No comments:
Post a Comment